Kamis, 30 Juni 2011

Catatan Perjalanan Bali Wisata 2011


Dalam rangka mengisi kegiatan akhir tahun pelajaran 2010/2011, SMPLB Karya Mulia mengadakan kegiatan Karya Wisata ke Pulau Bali.  Melalui kegiatan ini kita dapat mengamati objek-objek sejarah, objek pendidikan, dan objek wisata yang merupakan salah satu sarana untuk membekali guru dan siswa dalam mengembangkan wawasan , menumbuhkan semangat juang, dan menanamkan rasa cinta tanah air.
Perjalanan Karya Wisata Bali 2011 ini diawali dari pemberangkatan peserta dan pendamping yang seluruhnya berjumlah 80 orang dengan menggunakan dua buah bus. 

Hari pertama di pulau Bali, 

GWK ( Garuda Wisnu Kencana )

Obyek wisata pertama yang  kami kunjungi adalah Patung Garuda Wisnu Kencana yang berlokasi di Bukit Unggasan - Jimbaran, Bali. Patung ini merupakan karya pematung terkenal Bali, I Nyoman Nuarta. Monumen ini dikembangkan sebagai taman budaya dan menjadi ikon bagi pariwisata Bali dan Indonesia.
Patung tersebut berwujud Dewa Wisnu yang dalam agama Hindu adalah Dewa Pemelihara (Sthiti), mengendarai burung Garuda. Tokoh Garuda dapat dilihat di kisah Garuda & Kerajaannya yang berkisah mengenai rasa bakti dan pengorbanan burung Garuda untuk menyelamatkan ibunya dari perbudakan yang akhirnya dilindungi oleh Dewa Wisnu.
Patung Garuda Wisnu Kencana ini merupakan simbol dari misi penyelamatan lingkungan dan dunia. Patung ini terbuat dari campuran tembaga dan baja seberat 4.000 ton, dengan tinggi 75 meter dan lebar 60 meter. Jika pembangunannya selesai, patung ini akan menjadi patung terbesar di dunia dan mengalahkan Patung Liberty.


Pantai Kuta

Dari GWK kami menuju obyek yang kedua yaitu pantai Kuta, daerah ini merupakan sebuah destinasi turis mancanegara yang sangat termasyhur. Pantai Kuta sering pula disebut sebagai Sunset Beach atau pantai matahari terbenam sebagai lawan dari pantai sanur. Fasilitas di sekitar Pantai  Kuta adalah wilayah yang semarak di Bali, dan merupakan sorga dari wisatawan mancanegara. Kuta memenuhi hampir semua kebutuhan wisatawan seperti pantai pasir putih, tempat yang sangat sempurna untuk berselancar, restourant, kafetaria, disco dan lain-lain yang membuat kehidupan malam sangat mengesankan. Di sepanjang jalan banyak terdapat kios-kios yang menjual beraneka barang keperluan wisatawan seperti : pakaian, pita kaset, tiket pesawat udara,  dan lain-lain dengan harga murah, sayang karena sesampai di Pantai Kuta sudah agak gelap jadi terlambat untuk menikmati suasana matahari tenggelam (sunset). Seusai dari pantai Kuta kami sempatkan untuk mampir di Hawai yang merupakan tempat belanja oleh-oleh khas Bali.

Hari kedua di pulau Bali,

Pantai Sanur

Indahnya matahari terbit (sunrise) di pantai Sanur.  Pantai Sanur merupakan salah satu pantai di Pulau Bali yang menarik untuk dikunjungi. Keindahan panorama alamnya membuat Pantai Sanur terkenal bahkan sejak jaman dahulu. Dalam sejarah Bali kuno, Pantai Sanur telah dikenal sebagai pantai yang indah, hal itu nampak dalam Prasasti Raja Kasari Warmadewa, seorang raja yang berkeraton di Singhadwala pada tahun 917 M. Sekarang, prasasti tersebut terdapat di daerah Blanjong, bagian selatan Pantai Sanur. 
Image Berbeda dengan Pantai Kuta yang menyajikan keindahan matahari terbenam (sunset), Pantai Sanur terkenal karena keindahan panorama mentari terbitnya (sunrise). Topografinya yang melengkung dengan hamparan pasir putih yang membentang membentuk gugusan pantai yang elok. Di pagi hari, sembari menikmati detik-detik terbitnya mentari yang mempesona, wisatawan dapat menyaksikan gugusan pulau Nusa Penida di sebelah tenggara serta panorama pantai selatan Pulau Bali.

Tari Barong

Setelah puas menikmati Pantai Sanur kami mengunjungi Tari Barong di Batu Bulan, Tari Barong adalah tarian khas Bali yang berasal dari khazanah kebudayaan Pra-Hindu. Tarian ini menggambarkan pertarungan antara kebajikan (dharma) dan kebatilan (adharma). Wujud kebajikan dilakonkan oleh Barong, yaitu penari dengan kostum binatang berkaki empat, sementara wujud kebatilan dimainkan oleh Rangda, yaitu sosok yang menyeramkan dengan dua taring runcing di mulutnya. Tari Barong merupakan tarian yang ditarikan oleh dua orang penari laki-laki, seorang memainkan bagian kepala barong serta kaki depan, dan seorang lagi memainkan bagian kaki belakang dan ekor. Barong yang berbentuk binatang mytologi ini banyak sekali macamnya, ada yang kepalanya berbentuk kepala singa, harimau, babi hutan jantan (bangkal), gajah, lembu atau keket. 

Tanjung Benoa

Puas menikmati indahnya tari Barong kami menuju Galuh yang merupakan tempat penjualan batik khas Bali, kemudian perjalanan kami lanjutkan  ke tanjung Benoa untuk menikmati indahnya pantai dan pulau Penyu. Di pantai ini semua fasilitas untuk bermain air (olahraga air) tersedia seperti, banana boat, snorkling, flying fish, parasailing dan jetski. Uniknya olahraga surfing yang banyak dijumpai di pantai-pantai lain dari pulau bali, justru tidak tersedia di objek wisata ini, hal ini dikarenakan ombak yang ada dilokasi wisata ini cenderung tenang, sehingga kurang cocok untuk olah raga surfing.
Selain olahraga air, kami juga mengunjungi pulau penyu yang berjarak kurang lebih 30 menit perjalan dengan menggunakan perahu yang bisa disewa dilokasi. Pulau penyu merupakan tempat pengembangbiakan berbagai spesies penyu yang hampir punah. Dilokasi ini kita bisa melihat langsung dan bertanya-tanya seputar hal proses pengembang biakan penyu. Penyu-penyu yang ada dipisahkan diberbagai tempat berdasarkan ukuran tubuhnya. Ada yang masih berukuran jari hingga yang cukup besar dengan berat hingga puluhan kilo. Di pulau ini juga terdapat berbagai binatang lain seperti ular, kelelawar dan burung langka.
Sepulang dari Tanjung Benoa kami mampir belanja oleh-oleh di Krisna, banyak souvenir tersedia di sini dengan harga terjangkau, seperti : pakaian, makanan khas, hiasan dinding, gantungan kunci, lukisan dan lain-lain.
Malam kedua kami mengadakan acara khusus untuk siswa-siswa kelas IX di hotel tempat kami menginap, yaitu permainan dan saling tukar kado serta pemberian hadiah bagi yang berprestasi.

Hari ketiga di pulau Bali.

Pasar Seni Sukowati

Setelah sarapan pagi kami menuju Pasar Seni Sukowati untuk memperoleh berbagai barang dan cindera mata khas Bali. Pasar ini merupakan  surga berbelanja karena bisa menemukan beraneka ragam souvenir khas Bali, kain Bali, baju, tas, kain pantai, ikat kepala, patung, lukisan, anyam-anyaman, sprei tempat tidur dan alat musik tradisional dan masih banyak lagi yang lainnya, dengan harga yang murah. Berbagai ukiran dan pernak pernik khas Bali merupakan daya tarik yang selalu mengundang begitu banyak pengunjung datang dan berbelanja untuk membawa pulang cindera mata bagi keluarga dan handai taulan.
Setelah belanja di Pasar Sukowati perjalanan selanjutnya menuju pengrajin perak di Pusat Kerajina Perak Celuk. Di kerajinan perak celuk ini kita bisa membeli berbagai macam kerajinan yang terbuat dari perak. Dan kelebihan lainnya, disini kita juga bisa melihat secara langsung bagaiman para perajin membuat kerajinan perak tersebut. Selanjutnya perjalanan kami teruskan menuju Joger pabrik kata-kata untuk melengkapi kehausan rombongan akan berbelanja.

Danau Beratan, Bedugul

Puas berbelanja kami munuju Bedugul. Bedugul adalah sebuah obyek wisata di Bali yang terletak di daerah pegunungan yang memiliki suasana sejuk dan nyaman, bisa menikmati keindahan danau Beratan dan Pura Ulun Danu, terletak di Desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan.  Bangunan yang terdapat di areal wisata Bedugul ini merupakan bangunan tempo dulu dan terbilang kuno, tapi semua keadan fisiknya masih bersih dan tertata dengan rapi.
  
Tanah Lot. 



Obyek terakhir yang kami kunjungi adalah Tanah Lot. Obyek wisata tanah lot terletak di Desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan, sekitar 13 km barat Tabanan. Disebelah utara Pura Tanah Lot terdapat sebuah pura yang terletak di atas tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan pura dengan daratan dan berbentuk seperti jembatan (melengkung). Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari terbenam (sunset), turis-turis biasanya ramai pada sore hari untuk melihat keindahan sunset di sini. Saat terbaik untuk berkunjung ditempat ini adalah antara pukul 17.00 - 18.30 WITA.
Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang mengembara dari Jawa. Ia adalah Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16. Pada saat itu penguasa Tanah Lot, Bendesa Beraben, iri terhadap beliau karena para pengikutnya mulai meninggalkannya dan mengikuti Danghyang Nirartha. Bendesa Beraben menyuruh Danghyang Nirartha untuk meninggalkan Tanah Lot. Ia menyanggupi dan sebelum meninggalkan Tanah Lot beliau dengan kekuatannya memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai (bukan ke tengah laut) dan membangun pura disana. Ia juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura. Ular ini masih ada sampai sekarang dan secara ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3 kali lebih kuat dari ular cobra. Akhir dari legenda menyebutkan bahwa Bendesa Beraben 'akhirnya' menjadi pengikut Danghyang Nirartha.
Setelah puas menikmati indahnya Tanah Lot, kami meninggalkan pulau Bali yang penuh dengan keindahan alam dan hasil karya manusianya menuju ke Surabaya, dan selamat sampai di rumah masing-masing.
Lihat Album Kegiatan di Bali







    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar